Uji Kesuaian Pemeriksaan BTA Metode Ziehl Neelsen dengan GeneXpert pada Pasien Tuberkulosis Paru

Sutriadi; Muhammad Taufiq Qurrohman

Authors

Sutriadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional
Muhammad Taufiq Qurrohman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional

Keywords:

GeneXpert, Ziehl-Neelsen, Pulmonary tuberculosis

Abstract

Tuberculosis is a persistent bacterial infection caused by MycobacteriumTuberculosis. While it primarily affects the lungs, leading to pulmonary TB, the bacteria can also invade other organs, resulting in extrapulmonary TB. Early detection of TB cases is crucial for effective disease management. Combining traditional microscopic methods like Ziehl-Neelsen (ZN) staining with modern molecular technologies such as the GeneXpert molecular rapid test offers significant advantages in TB diagnosis. This approach enhances accuracy and expedites results, facilitating more effective identification and treatment of both pulmonary and extrapulmonary TB infections. This study seeks to assess the agreement between microscopic examination outcomes and GeneXpert (TCM) results in pulmonary TB patients. The research methodology is analytical, employing a cross-sectional approach to simultaneously collect and directly examine both independent and dependent variables. The study sample comprises 83 participants who underwent both GeneXpert and microscopic examinations. GeneXpert utilizes Real Time RT PCR, while microscopy employs Ziehl-Neelsen staining with specific dye. Diagnostic test evaluation utilizes a 2x2 table, with sensitivity recorded at 82.35%, specificity at 100%, and a Kappa test yielding a 0.94 agreement level between the methods. This research demonstrates a significant correlation between GeneXpert and ZN in diagnosing TB patients.

References

Alhasan, A. H., & Risnawati, N. (2014). Perbandingan pemeriksaan bakteri tahan asam dan pemeriksaan mikroskopis Genexpert pada pasien suspek TB-Mdr.

Ami, Z. dan Bahar, A. (2015).. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Vol. I Penerbitan Internal.

Anam, K., & Rahmawati, E.(2022). Mikroskop BTA menggunakan prosedur ziehl–nelseen di RSUD Abdul Wahab Sjahranib, Samarinda.

Azizah, E. S. N. (2018). Perbandingan positif antara pewarnaan basil tahan asam metode Ziehl-Neelsen konvensional dengan blanko 2% untuk diagnosis tuberkulosis pada spesimen dahak.

Banada, P. P (2016). Metode pemrosesan sampel baru untuk deteksi cepat tuberkulosis pada tinja anak dengan Xpert MTB/RIF uji. PLoS One. Perpustakaan Umum Sains.

Burhan, E., Ruesen, C., Ruslami, R., & Ginanjar, A. (2013). Konsentrasi plasma isoniazid, rifampisin dan pirazinamid dalam kaitannya dengan respon pengobatan pada pasien tuberkulosis paru di Indonesia.

Ikhsan, M. (2016). Deteksi Mycobacterium Tuberculosis dan resistensinya dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dan Genexpert Mtb/Rif.

Isbaniah, F., Burhan, Erlina, YM Sinaga, Bintang, & Behtri, Dewi. (2020). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indoneseia.

Kemenkes. (2020). Tata Laksana Tuberkulosis (p. 24). Kemenkes.

Kemenkes. (2022). Petunjuk Teknis Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis.

Khanal, S., Elsey, H.(2017). Pengembangan intervensi dukungan Psikosocyl yang berpusat pada pasien untuk tuberkulosis yang resistan terhadap beberapa obat (TB-MDR) di Nepal. Perpustakaan Umum Sains, 1-16, 1-16.

Kemenkes RI. (2015). Pedoman tes TBC menggunakan alat GeneXpert, Jakarta.

WHO. (2022). Efektivitas kombinasi fisioterapi dada dan pernafasan uap dengan aromaterapi terhadap produksi sputum dan status oksigenasi pada bayi penderita pneumonia.

Maria, F. B. (2013). Evaluasi hasil tes Mycotec dan metode PCR pada pasien suspek tuberkulosis (TB) paru. Masriad. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular.

Mertaniasih, N. made, Koendhori, E. B., & Kusumaningrum, D. (2013). Strategi diagnostik dan pengendalian mikrobiologi tuberkulosis. 1 110.

Nurafif, & Huda, A. (2013). Penerapan Keperawatan Berbasis Diagnosis Medis dan Nanda (Asosiasi Diagnosis Perawat Amerika Utara) Nic-Noc, Medaction Publishing.