DETERMINASI PENYEBAB STUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN DI DISTRIK AIFAT UTARA KABUPATEN MAYBRAT

Authors

  • Anna M. Benga Ola Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
  • Dirgantari Pademme Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
  • Inggerid A. Manoppo Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

Keywords:

MP-ASI, Imunisasi, Stunting, Kunjungan ANC,, ASI eksklusif, Pola makan ibu

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi utama yang dialami oleh balita di dunia. Secara internasional, 149 juta balita di dunia mengalami stunting pada tahun 2018. Kejadian stunting di Indonesia tahun 2019 adalah 27,7%. Jumlah stunting di Papua Barat tahun 2019 adalah 24,6%. Sedangkan di Kabupaten Maybrat kejadian stunting pada tahun 2019 sebesar 44,83%.  Tujuan penelitian: untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-60 bulan di Distrik Aifat Utara Kabupaten Maybrat.  Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi case control dengan perbandingan 1 : 1 yaitu 44 kasus dan 44 kontrol. Populasi penelitian ini adalah balita usia 24-60 bulan di Distrik Aifat Utara sebanyak 111 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, buku KIA, register kunjungan ANC dan imunisasi Puskesmas. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan multivariat menggunakan logistic regression. Hasil penelitian: hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat kunjungan ANC (p-value=0,000 OR=13,571, 95% CI= 4,658-39,545), riwayat asupan nutrisi ibu saat hamil (p-value = 0,000), pemberian MP-ASI dini (p-value=0,002 OR=4,259, 95% CI=1,661-10,921), dan riwayat kelengkapan imunisasi dasar (p-value=0,005 OR=3,600, 95% CI=1,457-8,893). Hasil anasilis multivariat menunjukkan riwayat kunjungan ANC  (p=0,009, OR=5,129).dan pola makan ibu (p=0,006, OR=3,598) memiliki hubungan yang relevan dengan kejadian stunting.  Kesimpulan: Riwayat kunjungan ANC merupakan faktor yang paling dominan dalam hubungannya dengan kejadian stunting. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian ASI eksklusif dengan nilai p=0,199.

 

Keyword                : Stunting, Kunjungan ANC, ASI eksklusif,

                                                  Pola makan ibu, MP-ASI, Imunisasi

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, R., Nurmalasari, Y., & Nabila, S., 2019. Status gizi ibu hamil dapat menyebabkan kejadian stunting pada balita. Jurnal Kebidanan, 5 (3), hal. 271-278.

Amini, A., 2016. Hubungan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Kabupaten Lombok Utara Provinsi Ntb Tahun 2016. Skripsi Sarjana. Program Studi Magister Kebidanan Program Pasca Sarjana. Universitas ‘Aisyiyah, Yogyakarta.

Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI, 2018. Kuesioner Rumah Tangga Riskesdas 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Erna, 2015. Hubungan riwayat status kesehatan bayi dan status gizi ibu hamil terhadap kejadian stunted pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mersam Kabupaten Batang Hari tahun 2015. Scientia Journal, Stikes Prima Jambi, 4 (3).

Hutasoit, M., Utami, K. D., & Afriyliani, N. F., 2019. Kunjungan Antenatal Care Berhubungan Dengan Kejadian Stunting. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 11 (1)

Juwita, S., 2019. Hubungan Jumlah Pendapatan Keluarga dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Pidie. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 2 (4).

Imelda, 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun Di Puskesmas Biromaru. GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 2 (1), hal. 39-43.

Kementerian Kesehatan RI, 2019a. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI, 2019b. Kebijakan Dan Strategi Penanggulangan Stunting Di Indonesia, FGD Skrining Malnutrisi Pada Anak Di Rumah Sakit. Hotel Luwansa, 22 februari 2019

Kementrian Kesehatan RI, 2020. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Larasati, N. N., 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan Di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun 2017. Skripsi Sarjana. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yogyakarta.

Nasar, S., 2015. Simposium dan workshop ilmu nutrisi anak 6th Current Issues in Pediatric Nutrition and Metabolic Problems. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Pademme, D., 2020. Gambaran Kejadian Stunting Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas Aifat Kabupaten Maybrat. Global Health Science, 5 (2).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Pusdatin Kemenkes RI, 2018. Situasi balita pendek di Indonesia.Bulletin Jendela Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Rambitan, W., Purba, R. B., dan Kapantow, N. H., 2014. Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Batita Diwilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Artikel Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Rozi,A., 2019. Hubungan Riwayat Kunjungan ANC Terhadap Kejadian Stunting Blita di Wilayah Kerja Puskesmas Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Skripsi Sarjana. Prodi Kesehatan Masyarakat. STIKES Bhakti Husada Mulia, Madiun.

Safitri, E., 2019. Hubungan Waktu Pemberian MP-ASI Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Sidoluhur Wilayah Kerja Puskesmas Godean. Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas ‘Aisyiyah, Yogyakarta.

Swathma, D., Lestari, H., & Ardhiansyah, R. T., 2016. Analisis Faktor Risiko Bblr, Panjang Badan Bayi Saat Lahir Dan Riwayat Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1 (3).

Widyastuti, V., 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Kelurahan Medokan Semampir Surabaya. Skripsi sarjana. Program studi Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya.

World Health Organization (WHO), 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. Jenewa : World Health Organization (WHO).

World Health Organization (WHO), 2018. Reducing stunting in children: equity considerations for achieving the Global Nutrition Targets 2025. Jenewa : World Health Organization (WHO).

Yuliastuti, E. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin. Jurnal An Nadaa, 1(2), 72-76.

Downloads

Published

2024-01-17

How to Cite

Ola , A. M. B. ., Pademme , D. ., & Manoppo , I. A. . (2024). DETERMINASI PENYEBAB STUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN DI DISTRIK AIFAT UTARA KABUPATEN MAYBRAT . Journal of Nursing and Health, 6(1), 25-39. Retrieved from http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/135