ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK pada PASIEN DISPEPSIA di RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO dengan METODE ATC/DDD dan DU 90%
Kata Kunci:
dispepsia, antibiotik, ATC/DDD, DU 90%.Abstrak
Tingginya angka kejadian dispepsia dapat mempengaruhi pola penggunaan obat pada pasien dispepsia termasuk antibiotik, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penggunan obat. Penggunaan antibiotik ini perlu di evaluasi untuk mengatasi resiko terjadinya resistensi menggunakan analisis kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Tujuan penelitian untuk mengetahui obat antibiotik pada pasien dispepsia di RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo berdasarkan evaluasi ATC/DDD dan DU 90%. Penelitian ini dilakukan dengan metode retrospektif dari rekam medik pasien dispepsia dengan jumlah sampel 70 dari 735 populasi. Hasil penelitian diperoleh 7 jenis obat generik antibiotik yang digunakan untuk terapi dispepsia diantaranya ceftriaxone, levofloxacin inj, levofloxacin tab, metronidazole, tetracyline, amoxicilin dan clindamycin. Total nilai DDD diperoleh sebanyak 85.54 DDD/100 patient-days. DDD paling tinggi adalah ceftriaxone sebanyak 58.81 DDD/100 patient-days. Antibotik yang termasuk DU 90% adalah ceftriaxone (69%) dan levofloxacin secara parenteral (21%).
Unduhan
Referensi
Fithriyana Rinda. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dispepsia Pada Pasien Di Willayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(2), 2018. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/article/view/79.
Giringan, F., Sudarmo, E., & Ambar, E. (2021). Karakteristik Penderita Dispepsia Di Instalansi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Chasan Boesoirie. Kieraha Medical Journal, 3, 21–27.
Hasrianna, et al. (2015). Monitoring Use of Antibiotics with ATC/DDD and DU90% Method in Abepura Hospital Jayapura, Indonesia. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, Indonesian Journal of Clinical Pharmacy 4(3), 218–225.https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.3.218.
Jannah, R. M. (2020). Analisis Kuantitatif Penggunaan Analgesik Di Puskesmas Cangkringan Tahun 2017-2019 Dengan Metode ATC/DDD Dan DU 90%. Akrab Juara, Akrab Juara, 5(1), 43–54. http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Health Statistics (Health Information System). In Short Textbook of Preventive and Social Medicine. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Lubis, I. K., & Susilawati, S. (2018). Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada Pasien DM Tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Vokasional, 2(2), 161. https://doi.org/10.22146/jkesvo.30330.
Musnelina, L., & Dewa Gede Agung, A. (2019). Profil Kesesuaian Terapi Obat Dispepsia Terhadap Formularium Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Tk. IV Cijantung Jakarta, Jakarta Timur, Periode Januari – Desember 2016. Sainstech Farma, 12(2), 111–117.
Octaviana, E. S. L., Noorhidayah, & Rachman, A. (2022). Hubungan Pola Makan dan Stres dengan Kejadian Dispepsia pada Siswa di SMP Negeri 2 Karang Intan. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), 11(2), 148–152.
Putri, A. N., & et al. (2022). Hubungan Karakteristik Individu, Pola Makan, Dan Stres Dengan Kejadian Dispepsia Pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Jambi. Joms, 2(1), 36–47.
Sari, A. &, & Safitri, I. (2016). Studi Penggunaan Antibiotika Pasien Pneumonia Anak Di RS . PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dengan Metode Defined Daily Dose ( DDD ). 1(September), 151–162.
Sumarni, S., & Andriani, D. (2019). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Dispepsia. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 2(1), 61–66. https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.282.
Tandjung, H., Wiyono, W. I., & Mpila, D. A. (2021). Pengetahuan Dan Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi Pada Masyarakat Di Kota Manado. Pharmacon, 10(2), 780.https://doi.org/10.35799/pha.10.2021.34044.
WHO. (2014). Global Report on Surveillance 2014. In WHO 2014 AMR Report.http://www.who.int/drugresistance/documents/AMR_report_Web_slide_set.pdf.
WHO. (2020). Guidelines For ATC Classification and DDD Assignment.
WHO. (2021). Guidelines For ATC Classification and DDD Assignment.
Wibawani, E. A., Faturahman, Y., & Purwanto, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dispepsia Pada Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam Di RSUD Koja. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1), 257–266.
Wijayanti, et al. (2014). Pola Peresepan Obat Dispepsia dan Kombinasinya pada Pasien Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Yogyakarta Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia (PDHI) 2012. Cerata Jurnal Ilmu Farmasi, 5(1), 18–30.
Wulandari, N., Sunarti, & Kusuma, I. Y. (2021). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pneumonia Anak di RSUD Prof . Dr . Margono Soekarjo Purwokerto. 405–411.
Yusnita, R., Meylina, L., Ibrahim, A., & Rijai, L. (2018). Kajian Efektivitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) DI Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC) Kota Samarinda. Proceeding of the 5th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 7(April 2017), 57–62. https://doi.org/10.25026/mpc.v7i1.290.
Zakiyah, et al. (2021). Definisi, Penyebab, dan Terapi Sindrom Dispepsia. Health Sains, 2(7), 979.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Puput Dwi Agustianingsih, Sunarti Sunarti, Made Suandika
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.