PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP PENURUNAN INKONTINENSIA URINE PADA PASIEN POST OPERASI BPH

Penulis

  • Dwi Fajar Septian Politeknik Yakpermas Banyumas
  • Eko Julianto Politeknik Yakpermas Banyumas
  • Rahaju Ningtyas Politeknik Yakpermas Banyumas

DOI:

https://doi.org/10.52488/jnh.v3i2.83

Kata Kunci:

Transurethral Resection of the Prostate TURP, Bladder Training, Inkontinesia Urine

Abstrak

Latar Belakang : Tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi (BPH) adalah, Transurethral Resection of the Prostate (TURP). Guna melaksanakan TURP pasien harus dilakukan anestesi. Anestesi yang digunakan pada pembedahan TURP yaitu anestesi regional (spinal anastesi). Pada anestesi spinal dapat menyebabkan pasien tidak dapat merasakan distensi atau penuhnya kandung kemih. akibat pemasangan kateter dalam waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan kandung kemih tidak akan terisi dan berkontraksi selain itu juga dapat mengakibatkan kandung kemih akan kehilangan tonusnya. Otot detrusor tidak dapat berkontraksi dan pasien tidak dapat mengontrol pengeluaran urinnya, atau inkontinensia urine. Salah satu tindakan non farmakologi untuk mengatasi inontinensia adalah terapi bladder training, Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh bladder training terhadap penurunan inkontinensia urine pada pasien post operasi BPH, Metode: desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan , sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana peneliti memperoleh sumber utama dari literatur-literatur yang berkaitan dengan fokus kajian baik berupa jurnal maupun buku-buku yang membahas tentang pengaruh terapi meditasi terhadap penurunan Inkontinesia Urine, Hasil : Hasil pembahasan menunjukan bahwa terapi bladder training baik dengan metode delay urination maupun scheduled urination menjukan adanya pengaruh terhadap penuruna inontinensia urine pada pasien post operasi BPH. kondisi inkontinensia urine sebelum dan sesudah intervensi delay urination, diketahui seluruh pasien (100%) mengalami inkontinensia urine sebelum dilakukan intervensi delay urination, dan setelah dilakukan intervensi delay urination diketahui sebagian besar pasien (63,3%) masih mengalami kejadian inkontinensia urine dan hampir sebagian pasien (36,7%) mengalami perbaikkan yaitu dengan tidak menderita inkontinensia urine lagi. juga tidak jauh berbeda yaitu seluruh pasien (100%) mengalami inkontinensia urine sebelum dilakukan intervensi scheduled, Kesimpulan : Dari telaah jurnal yang ditiliti dapat disimpulkan bahwa bladder training dapat menurunkan inkontinensia pada pasien post BPH. Bladder training dapat menjadi terapi non farmakologi untuk menurunka inkontinensia pada pasien post operasi PBH.
Kata Kunci: Transurethral Resection of the Prostate (TURP, Bladder Training, Inkontinesia Urine

Biografi Penulis

Dwi Fajar Septian, Politeknik Yakpermas Banyumas

DIII Keperawatan

Eko Julianto, Politeknik Yakpermas Banyumas

DIII Keperawatan

Rahaju Ningtyas, Politeknik Yakpermas Banyumas

DIII Keperawatan

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-04-04

Cara Mengutip

Septian, D. F. ., Julianto, E. ., & Ningtyas, R. (2021). PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP PENURUNAN INKONTINENSIA URINE PADA PASIEN POST OPERASI BPH. Journal of Nursing and Health, 3(2), 86-93. https://doi.org/10.52488/jnh.v3i2.83

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

Obs.: Plugin ini minimal membutuhkan satu plugin statistik/laporan aktif. Jika plugin statistik menghasilkan lebih dari satu metrik, pilihlah metrik utama pada pengaturan halaman admin dan/atau pada halaman pengaturan manajer jurnal.